Kegiatan  Rutin Khotmil Qur’an di SMK Wahid Ponorogo kali ini terasa istimewa. “Kegiatan Rutinan Khotmil Qur’an yang setiap Selasa Pahing dilaksanakan syukuran dan do’a Khotmil Qur’an, kali ini memang terasa istimewa, karena dibarengkan dengan momen HARLAH NU ke-98 Hijriyah pada Rojab 1442 H. Selain juga kebetulan menjelang masa akhir pendidikan bagi kelas XII. Sehingga pada momen istimewa ini juga “ngalap” barokah, semoga dilancarkan dalam menjalani rangkaian ujian akhir”, tutur Ustadz Inggrit WIndyanto,S.Kom, selaku koordinator kegiatan.

“Kegiatan ini sudah ke 18 kalinya, dan alhamdulilah berjalan lancar. Setiap Guru dan Karyawan SMK Wahid Hasyim Ponorogo diwajibkan membaca Al-Qur’an di sekolah sesuai dengan bagian juz yang diatur oleh koordinator. Sengaja diwajibkan dibaca di sekolah dengan tujuan untuk menciptakan energy “aura” qur’ani yang insyaalh akan berdampak kepada seluruh civitas akademika SMK Wahid Hasyim Ponorogo. Kedepan jika pandemic covid-19 sudah dinyatakn berakhir oleh pemerintah, kegiatan rutin ini akan dikembangkan dengan berkolaborasi dengan Jam’ah Qura wal Hufad NU atau pondok Tahfidzul Qur’an NU.” , terang Gus  Mustafidin, S,H.I ustadz sekaligus muharrik kegiatan ini.

Selain itu, kegiatan rutin ini juga sebagai wahana kirim doa. “Alhamdulilah selain istighotsah rutin setiap jum’at malem sabtu, Kegiatan Rutin Khotmil Qu’an ini, juga sarana kirim do’a untuk para muassis  NU nasional dan juga muassis NU regional Ponorogo, wabil khusus pendiri/dan pejuang SMK Wahid Ponorogo, baik yang masih hidup maupun yang suda meninggal. Disamping itu, juga mendo’akan hajat bapak/ibu guru dan karyawan. Tentunya yang tidak boleh ketinggalan adalah mendo’akan peserta didik berserta keluarganya.”dawuh KH.Gufron, ustadz sekaligus  sesepuh SMK Wahid Hasyim Ponorogo.

“SMK Wahid Hasyim Ponorogo, yang merupakan sekolah menengah kejuruan, tentunya sangat beragam dalam hal latar belakang pemahaman dan penghayatan agamanya. Oleh karena itu, harapannya dengan dengan kegiatan-kegiatan keagaman yang kami upayakan lakukan, menjadikan SMK Wahid Hasyim Ponorogo sebagai lembaga pendidikan yang “mbarokahi” baik bagi guru dan pengelolanya, juga “mbarokahi” bagi peserta didik dan wali murid. Segala usaha 3D kita  optimalkan untuk mewujudkan harapan itu, yakni Daya, Dana dan Do’a.”, imbuh KH.Gufron.(ihs)